terserah
kalimat sakti pamungkas
bikin hati lawan bicara panas
ya sudah
kalau itu maumu
terserah
lanjutkan harimu
tanpa perlu kau lihat yang lalu
dan kau hadir lagi
dengan pertanyaan mengusik
kubalas dengan cantik
terserah
Catatan Hati Menemani Secangkir Kopi Putih
terserah
kalimat sakti pamungkas
bikin hati lawan bicara panas
ya sudah
kalau itu maumu
terserah
lanjutkan harimu
tanpa perlu kau lihat yang lalu
dan kau hadir lagi
dengan pertanyaan mengusik
kubalas dengan cantik
terserah
Sahabat
Boleh kupinjam pundakmu
Tuk menangis pilu karna kebodohanku
Sahabat
Minta sedikit waktumu
Tuk temaniku mengutuk diri ini
Yang tak lagi mampu melawan rasa itu
Atau sekedar menemaniku
Duduk diam membisu
Ditemani kepulan asap rokokku
Cukup kutau kau selalu ada untukku
Sahabat
Berjanjilah padaku
tak kan tinggalkanku sendiri
Tuk lewati semua yang telah terjadi
Sahabat
Boleh kupinjam pundakmu, lagi dan lagi
Karna kaupun tau ini pasti terjadi
Atau pinjamkan hatimu untukku
agar segala sesak ini pergi
2 Gadis kecil menari dengan lincahnya Diiringi irama suka-suka di hatinya Berputar kesana kemari jenaka Di hati mreka hanya ada cinta Dengan celotehan lugu tak berdosa selalu berucap lucu tak bercela janji tuk selalu cinta pada sosok yang telah melahirkannya selalu sayang sampai tua walau rambut memutih kulit keriput dan tak lagi sempurna bertumbuhlah dalam cinta gadis-gadis kecilku warnai dunia dengan kehadiranmu ingatlah akan janji kita untuk selalu mencinta sampai selamanya
Kamu
ibarat buku kosong di pagi hari
yang slalu kuisi dengan celotehanku
ya Kamu
tumpahan isi pikiranku
tiap pagi
layaknya kopi, yang slalu menemani
ntah kamu serap atau sekedar numpang lewat
yang kuingin kamu harus tau
tentang semua isi hatiku
karna kamu bagianku
kamu, ya kamu
aku butuh kamu
untuk memulai hariku
untuk tau semua isi hatiku
karna kamu separuhnya aku
sampai mati
aku jatuh cinta lagi
begitu katanya tiba-tiba
kutatap matanya, dalam
dan ia pun kembali berkata
knapa? kau tak percaya rupanya
apa itu cinta, kataku
hanya karna kau nyaman berceloteh dengannya
karna kau suka dengan sosoknya
karna kau dihujani perhatiannya
itu kau bilang cinta ?
iya, itu cinta, jawabnya
aku temukan di sosoknya
yang selama ini tak pernah kudapat
dari pasanganku
dari anak2ku
aku mulai terusik dengan ocehannya
kalau kau cari cinta, pulanglah ke rumahmu
disanalah cintamu
cinta tak lagi hanya cinta jika kau jalani dengan komitmen
cinta butuh komitmen seumur hidup
kalau kau gampang katakan jatuh cinta
dengan orang yang berbeda
itu bukanlah cinta
itu hanyalah ambisimu, itu pelarianmu
rasa penasaranmu, begitu kataku tanpa henti
berhentilah mencari cinta diluar
berhentilah mencari sosok idamanmu
berhentilah bermimpi untuk cinta-cinta lain yang mungkin ada
karna yang kau butuhkan hanya mereka yang mencintaimu tanpa syarat
mereka selalu ada di hatimu
berilah cinta untuk pasanganmu dan anak-anakmu
itulah cinta sejatimu
Suara riang diseberang sana menyambut telpon saya sore ini dengan gembira.
Walau signal kadang tidak mendukung percakapan kami, tapi komunikasi kami tetap lancar dan menyenangkan.
Suara riangnya menghapus kekuatiran saya tentang keberadaannya.
Memang tidak bisa dipungkiri, kesibukan saya akhir-akhir ini membuat saya tidak lagi rutin menghubunginya.
Terakhir kali kami berbincang persis 15 hari yang lalu, 1 Mei.
Tanggal kelahiran saya, hari ulang tahun saya.
Pagi-pagi HP saya sudah berdering, ucapan selamat ulang tahun saya dapatkan darinya.
Dia yang tak pernah lupa tanggal-tanggal penting dalam kehidupan saya.
Dia yang selalu mengingat tanggal-tanggal penting keluarga kami.
Ulang tahun saya, ulang tahun anggota keluarga saya, tanggal pernikahan saya, semua diingatnya luar kepala.
HEBAT!!
Dia wanita berhati seluas samudera kedua yang saya kenal, selain Ibu saya.
Wanita sederhana yang tidak tamat mengenyam bangku sekolah.
Wanita yang punya kesabaran luar biasa menghadapi 3 anak asuh kecilnya, ditengah-tengah prahara rumah tangganya, dulu.
Wanita pantang menyerah dalam menghadapi ‘salib’ hidupnya sendiri, wanita sederhana dan tulus.
Saya mencintai dia, itu pasti.
Saya mengasihi dia, kadang kalau dipikir dengan akal sehat, melebihi saya mengasihi ibu kandung saya sendiri, walau pikiran itu GILA!
Tapi saya tetap mengasihi dia dengan cara saya, doa saya tak putus saya daraskan untuknya.
Saya bersyukur, diberi kesempatan oleh Tuhan untuk merasakan kasih sayang dari seorang Ibu kedua selain Ibu kandung saya sendiri.
Seorang Ibu yang tidak pernah melahirkan anak dari rahimnya sendiri, tapi kasih dan sayangnya terhadap kami anak-anak asuhnya begitu penuh.
Jika kalian bertanya, adakah hubungan darah diantara kami?
Jawabannya adalah TIDAK!
Kami tidak diikat oleh hubungan darah, kami tidak diikat oleh hubungan keluarga.
Dialah pengasuh saya.
Dari saya lahir sampai saya memasuki usia remaja.
Dia pengasuh keluarga kami, pengasuh keluarga besar kami.
Dia layaknya anggota keluarga bagi kami, setidaknya bagi saya, yang menggangap dia bukan lagi orang lain.
Hanya satu pinta saya pada Tuhan untuknya…
Jika saatnya tiba nanti, tolong bahagiakan dia di Surga-Mu
Karena mungkin kebahagiaan bukan menjadi miliknya pada saat dia berkarya selama hidupnya di dunia ini.
Orang-orang seperti dia-lah menurut saya yang layak akan kebahagiaan Kekal di Surga.
Family isn’t about blood.
It’s about the people in your life who want you in theirs. The ones who accept you for who you are!
*15 May 2015